DUGAAN TEKANAN AIR PELANGGAN YANG TIDAK TERUKUR (DATAKU)
1.
Latar Belakang
PDAM
Bandarmasih merupakan perusahaan penyedia air bersih yang memanfaatkan sumber
air baku permukaan dengan kapasitas intake mampu mencapai 2.400 liter per detik
dengan kemampuan tekanan awal pompa hinga 3 bar.
NRW
di PDAM Bandarmasih tahun 2017 mencapai 29,62% dan 2018 sebesar 29,77%. Angka ini berada di bawah standar toleransi
angka kebocoran air bersih PDAM secara nasional menurut Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2006, yaitu kehilangan air maksimal 20%.
Kehilangan air yang yang jauh di bawah standar
berpengaruh terhadap suplai dan tekanan air ke pelanggan. Dalam rangka
menjalankan misi PDAM Bandarmasih yakni “Menerapkan Pelayanan Prima”,
selanjutnya dilakukan pengawasan tekanan air dipelanggan secara rutin dan
terkendali.
Dengan jumlah pelanggan sebanyak 181.154 sambungan rumah (SR) (BAIMAN, 2019) serta terbatasnya alat ukur tekanan
yang dimiliki, maka dalam rangka pengendalian tekanan dilakukan inovasi DATAKU, Dugaan
Tekanan Pelanggan yang Tidak Terukur.
2.
Analisa
Masalah
Sebelum adanya inovasi ini masalah yang dihadapi
oleh PDAM Bandarmasih adalah:
a)
Hasil
pengukuran pelanggan disuatu DMA diwakilkan tidak lebih dari 10 SR.
b)
Hasil
pengukuran masih dalam bentuk grafik.
c)
Pencarian
kebocoran tidak terkonsentrasi pada wilayah tertentu.
3.
Tujuan
Adapun tujuan dari inovasi DATAKU adalah:
a)
Dapat mengetahui
seberapa besar tekanan di pelanggan yang tidak terukur.
b)
Hasil pengukuran digambarkan dengan menggunakan
peta sebaran tekanan.
c)
Memudahkan
dalam konsentrasi pencarian kebocoran.
4.
Pihak
Terlibat
DATAKU
adalah analisa tekanan air di sejumlah pelanggan pada wilayah tertentu yang kemudian diinterpolasi dengan
menggunakan sistem
informasi khusus dengan mengelola data informasi spatial atau bereferensi
keruangan (Geofraphic
Information Spatial). Adapun pihak terkait sebagai berikut Direksi, Manajemen, dan staf terkait serta rekanan atau pihak ketiga.
5.
Wilayah Titik Ukur
PDAM
Bandarmasih terbagi atas 4 zona pelayanan yaitu Banjarmasin Barat, Timur,
Selatan, dan Utara. Masing-masing zona terbagi pada beberapa Blok atau DMA (District
Metered Area). Berdasarkan input aliran air, DMA dibagi lagi menjadi 2 yaitu terisolasi dan tidak terisolasi. DMA isolasi adalah suatu area pelayanan
yang memiliki suatu input sistem yang jelas dan bermeter air.
Gambar 1. Wilayah Titik Ukur
Pengambilan
sampel titik ukur tekanan air dapat dilakukan di DMA yang terisolasi ataupun
belum.
a) Hasil dari generalisasi DATAKU untuk wilayah terisolasi dapat
digunakan sebagai informasi tekanan pelanggan yang tidak terukur dan dijadikan
bahan bantu dalam pencarian kebocoran pipa.
b) Wilayah non isolasi dapat dijadikan
acuan dalam analisa pencarian titik tapping jaringan yang belum diketahui.
6.
Tinjauan
Jaringan Perpipaan
Sebelum melakukan
eksekusi pengukuran, dilakukan tinjauan jaringan perpipaan dan area DMA sebagai dasar
penentuan lokasi titik ukur. Diharapkan
titik ukur dapat mewakili jaringan pipa yang ada.
Gambar 2. Lokasi Titik Ukur
7.
Pengukuran
Tekanan
Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan saat dilakukan pengukuran diantaranya
adalah:
a)
Jumlah dan Lokasi Titik Ukur
Semakin
banyak data yang diambil maka akan lebih representatif dan hasilnya dapat di
generalisir (Gay & Diehl, 1992).
b)
Waktu
Pengukuran
sebaiknya dilakukan secara bersamaan. Perbedaan waktu pengukuran yang terlalu
jauh berdampak pada hasil yang kurang akurat, karena akan terdapat perbedaan
pola pemakaian air oleh pelanggan
dan suplai tekanan
yang
masuk.
c)
Elevasi
Sedangkan
elevasi titik ukur akan berdampak pada besaran angka yang muncul saat
pembacaan. Semakin tinggi elevasinya maka tekanan air yang terbaca akan semakin
rendah, begitupula sebaliknya.
d) Kondisi Lapangan
Memastikan kondisi keran
pelanggan dalam kondisi terbuka, pelanggan tidak sedang menggunakan air, bukan
aliran dari tandon, dan pompa air pelanggan tidak dalam kondisi hidup.
Gambar 3. Alat Ukur Tekanan Manometer
8. Pengolahan Data
Data
hasil pengukuran selanjutnya direkapitulasi ke dalam format Excel. Di dalamnya terdapat
nomor DS pelanggan dan nominal tekanan air. Data tersebut kemudian di import ke
dalam aplikasi GIS.
Pada aplikasi GIS data tersebut kemudian diinterpolasi
menjadi peta sebaran tekanan, kemudian di ekstrak ke seluruh pelanggan di DMA
yang dianalisa.
9. Hasil
a) Dugaan
Tekanan Tidak
Terukur (DATAKU)Pada DMA 223 terdapat 1108 pelanggan yang nilai tekanannya dapat diduga.
Dari hasil pengukuran sebanyak 19 SR, dapat dihasilkan dugaan tekanan yang tidak terukur
untuk seluruh pelanggan di wilayah tersebut.
Gambar 4. Hasil Analisa Berupa Dugaan Tekanan Pelanggan yang Tidak Terukur
Adapun perbandingan
antara pembacaan langsung dilapangan dengan hasil analisa DATAKU adalah sebagai
berikut:
Tabel
1. Koreksi Data Tekanan Pembacaan Lapangan dengan Hasil Dugaan.
No.
|
DS
|
Tekanan
Lapangan
|
Hasil
Dugaan
|
Selisih
|
Tingkat
Keyakinan
|
1
|
3000639
|
0.62
|
0.53
|
0.09
|
85
|
2
|
3005315
|
0.53
|
0.44
|
0.08
|
84
|
3
|
3008214
|
0.46
|
0.38
|
0.08
|
83
|
4
|
3004166
|
0.41
|
0.36
|
0.04
|
90
|
5
|
3007974
|
0.39
|
0.45
|
-0.06
|
84
|
6
|
3005318
|
0.41
|
0.42
|
-0.01
|
97
|
7
|
3007290
|
0.39
|
0.39
|
0.00
|
99
|
8
|
3006402
|
0.37
|
0.38
|
-0.02
|
95
|
9
|
3002711
|
0.44
|
0.44
|
-0.01
|
98
|
10
|
3014405
|
0.55
|
0.41
|
0.14
|
74
|
Dari 10 data perbandingan titik ukur, terdapat 1 data yang memiliki
tingkat keyakinan dibawah 80%, 5 data memiliki tingkat keyakinan diatasi 90%,
dan 4 data diantara 50 sampai dengan 80%.
10. Manfaat
a)
Mengindikasikan Titik kebocoran.
Perubahan
tekanan yang drastis mengindikasikan adanya suatu gangguan, diantaranya adalah
kebocoran pipa. Dengan tertanganinya kebocoran maka akan berdampak pada
peningkatan tekanan aliran di pelanggan.
Gambar 5. Peta Sebaran Tekanan Menunjukkan Daerah Bocor
b)
Meningkatkan Tekanan Pelanggan
Secara visual kebocoran
dilokasi ini tidak terlihat. Setelah dilakukan penggantian pipa di jalur yang
terindikasi. NRW dilokasi tersebut turun dari 54,0 % menjadi 26,1% dan tekanan
pelanggan menjadi meningkat dari dibawah 0,1 bar menjadi lebih dari 0,5 bar.
Gambar 6. Kondisi Aliran Pasca Perbaikan
c) Mengindikasi Input Sistem DMA
Dari pembacaan peta sebaran dapat
diketahui bahwa tekanan tertinggi menunjukkan adanya titik tapping atau input
DMA diwilayah yang diukur. Pada gambar terlihat bahwa warna biru pada DMA 318
menampilkan tekanan tertinggi. Menunjukkan bahwa input sistem berada antara Jl.
Gatsu Barat V dan Jl. Kemiri. Hal ini memudahkan dalam proses
pengisolasian DMA apabila tidak diketahui secara jelas lokasi input sistemnya.
Gambar 7. Warna Biru Menunjukkan Input Aliran dalam DMA
11. Kesimpulan
Keuntungan
yang diperoleh dari inovasi DATAKU adalah:
1.
Dengan biaya yang kecil dapat diketahui seluruh data tekanan pelanggan yang
dicari.
2.
Memudahkan dalam pencarian kebocoran.
3.
Secara tidak langsung dapat meningkatkan dan meratakan tekanan di pelanggan.
4.
Memudahkan dalam pengisolasian DMA.
Kerugian
yang ditimbulkan apabila inovasi ini tidak berjalan.
1.
Data tekanan pelanggan yang dimiliki sangat terbatas.
2.
Pencarian kebocoran masih bersifat global atau menyeluruh.
3.
Peningkatan dan pemerataan tekanan lebih sulit untuk dilihat hasilnya.
4.
Dalam proses isolasi DMA masih bersifat global, sehingga saat pencarian input
sistem lebih banyak melakukan proses penggalian.
Comments
Post a Comment